Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Sunday, December 23, 2012

Just Friend..!

“Hanya Temen”
That’s what she said..
Hahaha.. Hehehe.. Hohoho...Hihihi.. Huhuhu.. Hikshikshiks..


Nyatanya aku memang gak boleh terlalu ngarep. Harusnya aku sudah bisa melupakan semuanya. Melanjutkan hidupku seperti biasanya. Bukan terpuruk dalam penantian yang memang gak jelas juntrungannya. Udah dua hari lebih, tepatnya 57 jam, sejak dia menolak rasaku . Aku ditolak seorang gadis manis yang kerap kali bikin aku tersenyum miris. Hihihi..

It’s been a hard day. Aku harus menerima kenyataan ketika perasaan yang ku punya selama ini ternyata hanya bertepuk sebelah tangan. Aku suka, dia tidak. Aku sayang, dia menganggap itu bukan hal yang membuatnya senang. Aku berharap, dia mungkin menganggap ku sebagai kurap. Bikin gatel, pengen ngegaruk ku, dan pengen menghilangkan aku secepat mungkin dengan cara apapun. Huhuhu..

Cinta memang aneh. Dia punya jalan sendiri untuk mengubah dunia ini. Dengan cara bahagianya, atau bahkan dengan cara nestapanya. Aku mungkin salah satu yang kurang beruntung ketika berada di jalurnya. Terseok, tertatih, dan akhirnya malah mati. Mati secara perlahan. Mati asa. Bukan secara harfiah. Aku masih pengen hidup. Masih pengen mencari cinta sejati ku. Entah sampai kapan. Tapi sayangnya hati ku masih terpaut ke diri dia. Setidaknya sampai dia memang bener-bener gak bisa menerima ku sebagai orang paling special di hatinya. Yah, mungkin sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang bisa didaulat sebagai soulmatenya. Hahaha..

Kalo aku liat sinetron percintaan (bukan yang striping, soalnya ngebosenin, muter-muter aja ceritanya kaya baling-baling bambu), aku jadi ngiri. Pengen banget kisah cinta ku bisa happy ending. Kaya siang ini, aku kebetulan liat sinetron yang menceritakan tentang cewek yang pacaran jarak jauh sama cowoknya di Inggris. Dia akhirnya bisa menemukan pengganti cowoknya, yang ternyata begitu balik ke Jakarta membawa pacar barunya, yang tak lain dan tak bukan adalah sopir taksi yang selama ini selalu nemenin dia ketika dia sedih. Selalu jadi temen curhat dunia maya yang sama sekali tak dikenal sebelumnya. Huuuh.. jadi pengen kentut rasanya. Kesel. Aku jadi ngebayangin andai aku yang jadi taksinya. Eh, maksud ku argo taksinya. Salah lagi, maksud aku sopir mikroletnya. Hahaha.. Dasar tolol! What I mean is the Taxi Driver. Ganteng, baik, meski sopir taksi tapi kuliah psikologi juga, and at the end berhasil dapetin cewek yang udah cantik, baik, pengertian, setia, tajir pula. Hahaha..

Untuk bagian “the girl’s type”, aku gak butuh tajirnya. Aku butuh baiknya. Butuh pengertiannya. Butuh yang menerima aku apa adanya, bukan ada apanya. Setia? Udah pasti. Mungkin terlalu muluk buat Aku, secara Aku cuma cowok biasa yang gak punya kelebihan. Gak ganteng, jauh dari tajir, dan jarang dibilang baik. Wakakakak.. It’s true! Nothing special about me. Kekurangan Aku mungkin lebih banyak ketimbang kelebihan Aku. Nah, mungkin itu juga yang dilihat dia dari sosok ku. Gak yakin dengan ku. Terutama mungkin gak yakin dengan dunia ku. Wajar lah. Kalo mo jujur, dunia ku lebih banyak buruknya ketimbang baiknya. Meskipun semua memang balik ke pribadinya masing-masing.

Ada rasa putus asa menunggu semuanya. Menunggu kejelasan pengharapan ku. Walau sebenarnya Aku dah dapet jawaban jelas dari dia. Gadis itu cuma menganggap Aku sebatas teman saja, meski dia ngakuin kalo dia juga sayang dan merasa nyaman dengan kehadiran Aku. Damn! Mending dapet nilai A pas ujian ketimbang dapet jawaban kaya gitu saat kita menyatakan perasaan kita kepada seorang cewek. Jawaban versi halus yang memang udah kondang banget di kalangan sang penolak cinta. bahkan mungkin sudah dipatenkan dan dibakukan di kisah asmara karangan Gilang, pakar percintaan dari gunung Kerinci.

Aku memang masih menjalin komunikasi sama dia. Tapi Aku gak mau berharap lebih lagi. Aku mulai belajar untuk menerima semua keputusan dia dengan lebih bijak. Karena Aku sadar, rasa itu gak bisa dipaksakan. Yang menyiksa ku adalah ketika Aku didera kangen yang kebangetan sama dia. Jadi pusing sendiri Aku. Gak tau harus gimana. Aku gak mau juga selalu ganggu dia dengan kehadiran ku lewat sms atau telepon gak penting. Takut pada akhirnya dia malah jadi gak comfort berteman dengan ku.

Yup! Cuma teman. Mungkin sebatas itu saja Aku harus menggantungkan harap ku. Gak kurang dan gak lebih. Setidaknya kalo itu memang bisa bikin dia seneng, Aku ikutan seneng juga. Sepertinya sudah saatnya Aku harus memupuk rasa yang lain di hati ku. Karena Aku gak mau kehilangan dia untuk yang keduakalinya. Aku udah kehilangan Miss. Worm karena kebodohan ku saat itu, dan sekarang Aku gak mau kehilangan dia sebagai sahabat ku. Aku berusaha untuk menjaga persahabatan ku dan dia sesuai jalurnya. Gak mau lebih, kalo akhirnya malah bikin sedih hati. Gak mau kurang, karena berada deket dia, atau sekedar denger suaranya selalu bikin hati ku riang. As a friens tentunya.

Aku cuma pengen bikin dia makin seneng dengan keberadaan ku. Aku mau dia selalu nyaman menjadi sahabat ku. Dengan kelebihan dan kekurangan ku. Dan sekaranglah saatnya Aku harus menerima kenyataan, ketika sang cinta memilih siapa yang akan terkena panah asmaranya.

Aku memang sudah ter-delete dari daftar cintanya. Tapi Aku masih bersyukur karena Aku masih tercatat dalam sejarah persahabatannya. Satu yang pasti Aku hanya ingin dia bahagia punya sahabat kaya Aku. 

Thanks banget buat pelajaran yang kamu udah kasih ke Aku, Miss. Tentang persahabatan. Tentang arti sebuah perasaan. Setidaknya itu yang bisa ucapkan kini.

Aku mungkin memang dikasih waktu buat sendiri dulu sama Yang di Atas. Buat belajar jadi orang yang lebih baik dan berguna dulu buat orang lain. Dan sayangnya mungkin bukan buat dia..

Akhirnya Aku makin sadar hakikat sebuah Cinta..
Gilang waktu ditolak Maya, pernah berkata..
Ada kalanya Cinta tak harus memiliki, meski demikian janganlah kita berhenti mencintai, karna cinta sejati adalah ketika kita rela berkorban dan tidak memaksakan cinta. Semestinya kita selalu menyadari bahwa cinta itu memang tak harus selalu memiliki, namun rasa menyanyangi hendaknya selalu diberikan dari ketulusan hati yang paling dalam.

Thanks for reading. :)


1 comment:

nuri biru said...

every body need a friend..
setuju dah samamu...
salam kenal yaaa

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...