Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Tuesday, November 12, 2024

Ini Rindu juga

Di sebuah dermaga kecil di Bengkalis, seorang wanita berdiri memandang laut yang beriak pelan di bawah cahaya senja. Namanya Laila, dan setiap senja tiba, ia selalu kembali ke sini, menunggu sesuatu yang ia sendiri tak yakin akan datang.

Angin laut membawa aroma asin yang menyusup ke dalam setiap napasnya, seakan mengingatkan akan rindu yang begitu mengalir deras di hatinya. Rindu yang tak pernah habis, rindu yang tak tahu ke mana lagi harus ia labuhkan. Setiap riak ombak seakan memanggil nama seseorang yang pernah pergi tanpa meninggalkan jejak.

“Padamu jua… Padamu jua…” bisiknya pelan, seolah kata-kata itu bisa menggapai seseorang di kejauhan.

Laila berharap, meski hanya untuk sesaat, seseorang itu akan datang, muncul dari balik gelombang, dan menjadi muara bagi rindunya yang tak tertahan. Bukan untuk selamanya—ia tahu itu mustahil—namun cukup sesaat saja, agar sesak yang mengungkung dadanya bisa mereda.

Senja semakin memudar, dan langit mulai diselimuti kegelapan. Hatinya pun ikut larut dalam keheningan malam yang merayap, namun rindu itu tetap mengalir tanpa henti, bagai sungai yang tak pernah menemukan muara.

Sambil memeluk dirinya sendiri dalam dinginnya malam, Laila berbisik pada laut, “Datanglah, walau hanya sesaat…”

Namun yang menjawabnya hanya suara ombak yang pecah di tepian. 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...