Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Monday, August 22, 2011

Fortunately able to get up themselves. :)

mr.careprontist

Setiap orang yang telah menerima anugerah keselamatan dari tuhannya masing-masing dan dituntut untuk selalu menjadi terang di mana pun mereka berada.
Seperti aku yang telah menerangi kehidupan kalian, biarlah terang itu tetap bersinar. Mengajari dan ajari untuk menjadi terang merupakan hal yang perlu ditanamkan dan dilatih di diri kalian sejak dini. Apalagi, kita sering kali berkumpul bersama teman-teman kita. Dan kehidupan kita harus dibentuk, supaya terang yang ada di dalam diri mereka terus terpancar keluar.

Sebelum membahas penggunaan lilin secara khusus, baiklah kita memahami terang dan penggunaan lilin secara umum dalam kehidupan.


Usia kita kita ibaratin dengan lilin yang menyala, makin lama semakin pendek dan akhirnya mati. Umur lilin adalah sepanjang lilin itu dan ukuran lilin tergantung pada keiinginan yang membuatnya. Bila lilinnya panjang maka waktu menyalanya akan lebih lama dan bila pendek akan lebih cepat mati.

Tapi, berapa pun panjang lilin yang dinyalakan tetap saja pada akhirnya akan mati juga. Pertanyaannya adalah sebelum akhirnya mati apakah lilin itu berpijar terang atau tidak?

Kita yang memilih.

"Aku rela menjadi lilin, membakar diriku untuk menerangimu" kira-kira kata-kata ini yang menjadi dasar post kali ini. sebuah kalimat yang terdengan memilukan tapi mengharukan membuat siapapun yang mendengar menjadi sombong, bangga ato apa?? entahlah...

oke teman, kalian mau baca pikiran aku gak? Caranya gampang kok, nah sekarang kamu ngaca aja, itu yg ada dipikiranku. :)
Satu kalimat untukmu..

Tak akan ada orang yang benar-benar peduli akan kesedihanmu, selain dirimu sendiri. Ini kenyataannya.
thanks for coming, do not forget to coment it!!! 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...