Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Monday, April 1, 2013

Flashback, a tragedy of gilang

Masih ingat ketika pertama kali kita bertemu ?
Kamu pernah bilang kalau kamu sudah mulai memperhatikanku sejak pertama kita bertemu. Jujur, aku bukan jenis orang yang percaya ‘love at first sight’. Bagaimana mungkin cinta bisa tiba-tiba muncul hanya pada pandangan pertama sedangkan yang terlihat hanya fisik bukan hati. Maaf jika aku tak menyadari kehadiranmu pertama kalinya karena sampai sekarang pun aku masih tidak percaya cinta pada pandangan pertama.


Aku mulai mengenalmu ketika kita berada dikelas yg sama, belajar bersama, bermain bersama, tertawa
bersama. Aku mulai memperhatikanmu dalam diam, mengagumimu dalam diam, dan menyukaimu dalam diam, semua kulakukan dalam diam tanpa kamu menyadarinya.


Suatu hari sambil bercanda ketika aku disuruh memilih diantara kamu dan teman-temanmu tanpa ragu aku memilihmu. Dari situ akhirnya kita bisa menjadi lebih dekat, semua terasa lebih indah dan lebih... nyata. Tapi sayang anganku harus jatuh terhempas ketika tiba-tiba kamu menjauhiku dan mengatakan semuanya hanya permainan.


Harusnya aku sudah menyadarinya sejak awal.
Saat aku mengalami masa sulit dia datang menghiburku, memberiku perhatian yg selama ini tak kudapat darimu, memperlakukanku layaknya seorang pria istimewa, dia sahabatmu. Mungkin aku salah tapi aku tak bisa memungkiri bahwa aku menyukai perhatiannya, kebaikannya, pengertiannya. Semua berjalan dan mengalir apa-adanya, sampai pada suatu titik aku menyadari bahwa yg kuinginkan adalah kamu dan melepaskan dia.


Tapi disaat itu pula kamu mencampakkanku, memilih pria lain. Aku ingin membenci dia, pria yg telah merebut hati dan cintamu. Aku tak rela digantikan olehnya karena aku lah yg lebih dulu mencintaimu dan kuyakin aku jauh lebih baik darinya.


Namun aku tak sanggup, yang keluar dari mulutku hanyalah ucapan selamat untuk kalian berdua.


Hari demi hari aku harus menerima kenyataan bahwa aku dan kamu tak mungkin menjadi kita. Aku menemukan penggantimu dan berusaha untuk belajar setia. Tak peduli bagaimanapun dia menyakitiku aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku sanggup untuk setia. Tak peduli bahkan ketika kau dan pria itu tak lagi bersama aku tetap akan setia padanya, karena impianku untuk bersamamu telah kukubur jauh.


Sampai akhirnya aku berada pada suatu titik dimana aku harus melepaskannya, dan hubungan kita mulai membaik. Percayalah, rasa yg berusaha ku kubur itu perlahan muncul, sampai aku mengetahui kedekatanmu dgn pria lain lagi. Aku tak ingin tersakiti lagi dan merasakan pahitnya cinta. Aku mulai menjauhimu  dan berusaha membencimu.


9 Oktober 2012 entah bagaimana sehari sebelumnya aku bisa memintamu untuk mengingat hari istimewaku. Yang jelas aku bersyukur karena akhirnya kita bisa bersatu. Hal yang tak berani bahkan untuk kubayangkan ternyata sekarang menjadi kenyataan.


Semua berjalan indah, aku membiarkan perasaan ini tumbuh semakin hari semakin dalam.


Namun tak lama kemudian kamu berubah, aku berubah, kita berubah.
Kamu semakin menjauh, semakin mengacuhkanku, sedangkan aku semakin takut kehilanganmu, semakin membelenggumu. Entah apa yg terjadi padamu, aku berusaha memahamimu, berusaha mempertahankan hubungan kita, berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya baik-baik saja. Namun semua percuma. Aku tak bisa berpura-pura sabar, berpura-pura mengerti, dan berpura-pura memahamimu. Aku hanya bisa menangis dan menangis tanpa tau apa yg harus kulakukan.


Ketika kamu mulai melupakanku hatiku sakit, ketika kamu membohongiku hatiku terluka, dan ketika kamu mengatakan ‘sedikit bosan’ hatiku hancur. Aku tetap berusaha memahamimu. Namun ketika aku mengetahui alasan lain dibalik semua perubahan ini, hatiku jauh lebih hancur. Aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak mengetahui apapun. Aku hanya bisa menangis dan menyimpan semua perih ini sendiri. Ketika kamu tertawa disana dan tidak mengingatku sama sekali, aku hanya bisa menangis sendiri disini dan berpura-pura baik-baik saja didepanmu.


“Kalo emang dia sayang dia bakal berjuang untuk mempertahankan hubungan ini. Cuman cewek plin - plan yg mengenal kata ‘terserah’. Kalo dia cinta dia akan berjuang untukmu, berjuang dan berusaha untuk mempertahankan hubungan itu, tak peduli seberapa sulit dan lelahnya.”


“Cewek kalo tiba-tiba berubah tanpa ada alasan, cuman ada dua kemungkinan, dia punya gebetan lain atau dia punya selingkuhan lain.”


Jujur, aku tak setegar yang kamu bayangkan. Ketika semua terasa sulit aku ingin menyerah dan meninggalkan semua ini. Tapi aku kembali, karena aku tak ingin emosi sesaat membuatku menyesali semua. Kamu tak tau betapa aku menyayangimu dengan tulus, berusaha menerima apa adanya dirimu.


Pernah terlintas dipikiranku andai kita bertukar posisi, andai kamu bisa merasakan sakit yg harus aku alami, andai aku bisa menyakitimu seperti kamu menyakiti aku, tapi aku tau seandainya aku punya kesempatan aku tak akan sanggup melakukannya.


Sekarang aku tak akan menahanmu. Dulu aku berjanji kalau aku akan membiarkanmu pergi jika kamu sudah tak menginginkanku lagi. Semoga kamu bahagia bersama dia. Semoga dia lebih baik dariku dan bisa menerima apa adanya dirimu :’)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...