Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Friday, April 5, 2013

Badai

Ketika badai itu datang,
Kegelapan menyelimuti hidup.
Disudut ruangan hati aku terdiam bersembunyi ketakutan.
Namun ternyata ia tetap datang menemuiku.
Menghancurleburkan pilar-pilar kesombongan.
Meruntuhkan pilar-pilar keangkuhan.
Mengoyak-ngoyak potongan riya.
Mancabik-cabik bongkahan ujub.
Membawa pergi kebanggaan diri.


Disudut ruangan hati dengan cahaya remang, aku kembali terdiam, menangis, berteriak dan menjerit.

Ditemani penyesalan berbalut kekecewaan dan kemarahan, aku mengutuk hidup.
Sampai akhirnya bayangan masa lalu datang membawa cermin kejujuran.
Menunjukkan betapa hinanya aku dgn pakaian kesombongan dan perhiasan keanngkuhan.
Betapa lancangnya manusia hinaseperti aku menyentuh pakaian kebesaran Tuhan.

Aku tersentak dan tersadar,
Bukan, Ini bukan badai. melainkan sebuah angin teguran untuk mengingatkan dan menyelamatkan diri.
Ini adalah sebuah bentuk rasa sayangmu padaku yg selalu lalai dalam mengingatmu.
Ini adalah sebuah bentuk rasa sayangmu yg tak ingin aku melangkah terlalu jauh darimu.

Ruangan ini mungkin masih diselimuti kegelapan.
Namun setitik cahaya remang yg kulihat akan menunjukkan arah.
Menuntun pada jalan terang yg jauh lebih baik daripada jalan yg kulalui dulu.

Disudut ruangan hati dengan cahaya remang aku mengutuk diri.
Perjalanan masih panjang,
Akupun berusaha bangun dan meninggalkan sudut ruangan hati.
Tertatih mengejar kembali mimpi dijalan yg kuyakini jauh lebih baik.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...