Dian @diian_aii
Larut benar aku
pada kekhawatiran ini, Tuan. Basah telah mengering disisa airmata yg tumpah. Tp
mata masih mengerjap resah.
(@roykanwa ) bukan perkara mudah nona. Resah matamu
kekhawatiran air matamu itu. Ada
maksud lain dari sisi lain. Ada
kesedihan yang tangkap.
(@diian_aii ) semalaman ini, Tuan, entah perkara apa
hingga isak tak tertahankan. Takut yg kian mencekam karena ragu utk
mempertahankan.
(@roykanwa ) jangan ragu nona. Jika air mata yang begitu
langka kau lepaskan. Kenapa yang lain tak bisa. Adakah hal yang lebih berharga
lain.
(@diian_aii ) ada percaya dan ketulusan yg sempat ku
titipkan, Tuan. Tp waktu tak menjaganya dg begitu baik. Haruskah aku menariknya
kembali?
(@roykanwa ) pada siapa kau titipkan nona. Bukankah waktu
adalah yang paling jujur di dunia. Jangan salahkan waktu. Waktu hanya bicara
jujur.
(@diian_aii ) mungkin ini saat dimana aku membenci
kejujuran. Aku yg mendamba dg hebatnya terkalahkan oleh ragu yg datang tiba2.
(@roykanwa ) mungkin begitulah kinerja ragu. Bagaikan
krikil krikil yang begitu terasa dari pada batu besar batu besar. Dan kejujuran
dibenci.
(@diian_aii ) lalu katakan, Tuan. Apa yg dpat dilakukan
hati agar ragu segera pergi dan kejujuran tetap dijunjung tinggi tanpa merasa
tersakiti?
(@roykanwa ) menjujurkan diri, meragukan kejujuran waktu.
Meyakini kebenaran air mata.
(@diian_aii ) terimakasih, Tuan :) semoga takdir sedang
tidak mempermainkan perasaan
(@roykanwa ) semoga
perasaan kita tak merubah takdir. :)
No comments:
Post a Comment