Angin pagi yang menggigit tulangku kuhembuskan menyusup ke ragamu untuk membangunkanmu bibir bidadari langit menyentuh pipimu, agar kau terjaga….... (-nn-,15 agustus 2009)
UNTUKMU
Kucoba selami lautan dalam di matamu begitu hangat menyejukkan perahu jiwaku membelai hati memanjakan kalbu dalam pancaran cinta yang sayu kucoba renungi pahatan indah senyummu. Melengkung manis di sudut bibirmu terukir lembut membangkitkan asaku dalam lekuk kerut-kerut usiamu. Kucoba rasakan indahnya peluk tubuhmu merengkuh segala penat dan lesuku menyalurkan cinta dan asa yang baru dalam ringkih rangka ragamu.
Kucoba menyusup ruang hatimu meresapi jutaan rasa yang tersimpan rapi di situ melukiskan asa yang selalu baru tuk membawa hati dan jiwamu bahagia selalu. (-dd-, 27 Februari 2010)
Sepi 2
Kemana kan kubawa perih ini. ketika tak kudapati lagi bahumu untuk bersandar? Gontai menjejak bumi, menangis mengais hati. Jejakku menilas luka, luruh dalam genangan air mata. Sanggupkah aku merelakan langkahmu melenggang sendiri di padang peluh ini, sementara jiwaku masih takluk padamu. Sampai detik ini, aku masih memburu bayangmu. Ingin ku menyusup ragamu.
Nyata senyatanya bukan fatamorgana apalagi mimpi bunga tidurku. Aku rela didera rindu yang bertalu-talu. Menggunung di atap kamar. Dalam desah pagi yang makin hanyut ditelan sepi. Disini, aku terus memantul wajah ayu, milikmu. (-sinai-, 3 September 2010)
Kamis, 21 April 2011
Mantra Kala untuk semuanya....
..Tetes hujan merintih ditengah kangenku, jika usai hujan di senja ini, kuberharap pelangi dihadirkan oleh
Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.. (-sindu-)
Dear Mantra...
Senja ini dilangit tak lagi merona merah maroon seperti wajahmu tatkala mengucap rindu. Hujan begitu deras mengguyur bumi, seperti tangisan rinduku. Dingin menyusup setiap pori pori kulitku,membuat hatiku beku...
Padahal dunia tau mantra, aku suka langit senja. Jika senja tiba memayungi langit tempatku berpijak, aku senang memandangnya. Terkadang ada sedikit harap, temukan wajahmu yang berhias senyum diufuk barat sana. Yang tenggelam perlahan seiring mentari yang menjemput impian kembali ke peraduannya. Berharap rindu kan terobati, walau hanya ilusi yang kucipta di dalam benakku yang tak sempurna. Ya benar benar selintas ilusi :D
Kadang kusempatkan melongok dari jendela kamarku,hanya untuk memandang langit itu. Menyibak perlahan hamparan mega, dan hanya untuk mencari segurat senyummu. Seperti senja yang kutulis ini mantra, aku tengah berada di ruang kerja yang bising oleh suara suara mendenging. Membuat
tegang setiap lorong serabut syaraf diotakku. Carut marut namun dingin masih saja menyusup. Ditemani segelas Nescafe hangat, aku mencoba menuliskan mantra mantra ajaib untuk mewujudkan keinginanku lewat tarian lincah jemariku pada keyboard laptop didepanku. Sambil sesekali aku memandangi curah hujan yang bercanda riang dari kaca ruang aku berada. Ah entahlah...kau juga tau aku tak suka
minum kopi. Namun saat ini tubuhku memaksaku meminumnya. Karena dingin ini menggigilkan anganku, dan merapuhkan pilar imajiku...ehmm beku... Masih ditemani alunan lembut lagu ST 12 dengan judulnya : Aku masih sayang padamu :)
Rasanya berbeda pada saat beberapa malam lalu, menikmati rintik ritmis hujan seraya meminum teh campur madu yang kau buatkan untukku, dan masih tetap dengan alunan lembut ST 12, yang mengatakan bahwa Aku masih sayang padamu.Dan kau berada di sampingku, menambah kehangatan yang selalu
kurindukan saat sosok manusia tanpa ragamu berada jauh dari raga gersangku. Namun kali kunikmati Ini tanpa mantra, tak terlalu hampa untuk mengusir dingin . Meski dalam hatiku tetap berkata, andai kau ada disini...
Ehmm...hujan masih bercanda ria di luar sana. Gelegar guntur sesekali meneriakkan kegarangannya, seolah marah kepada insan bumi yang terus saja membajak alam tanpa perasaan.
Ah...biarkan saja,satu yang aku harapkan mantra semoga dirimu berada ditempat yang teduh dan andaikan kau berada di antara canda hujan, semoga mantra saktimu tetap melindungi dari dingin ini. Semoga kau berada dalam kamarmu menikmati nyanyian hujan dengan hati riang. Dan kehangatan selalu menjagamu, sehangat senyummu yang menghangatkan dinginnya kalbu. Itu harapku mantra...(lirih ku berdoa dalam
hati untukmu)
Semoga harimu selalu membawa arti baru, meski kadang cuaca tak bersahabat. Seperti hujan senja ini, yang mungkin menghalangi aktifitasmu untuk meraih mimpi baru. Tetaplah melangkah,
meski dalam benakmu :)
Oke dear....aku cukupkan mantra senjaku kali ini. Aku masih kedinginan, namun senyum mayamu masih setia di layar ajaibku. Masih tersenyum hangat dan membius pandanganku... Tak lupa kukatakan, aku rindu dirimu..... (-Senja-, 23 Oktober 2012)
UNTUKMU
Kucoba selami lautan dalam di matamu begitu hangat menyejukkan perahu jiwaku membelai hati memanjakan kalbu dalam pancaran cinta yang sayu kucoba renungi pahatan indah senyummu. Melengkung manis di sudut bibirmu terukir lembut membangkitkan asaku dalam lekuk kerut-kerut usiamu. Kucoba rasakan indahnya peluk tubuhmu merengkuh segala penat dan lesuku menyalurkan cinta dan asa yang baru dalam ringkih rangka ragamu.
Kucoba menyusup ruang hatimu meresapi jutaan rasa yang tersimpan rapi di situ melukiskan asa yang selalu baru tuk membawa hati dan jiwamu bahagia selalu. (-dd-, 27 Februari 2010)
Sepi 2
Kemana kan kubawa perih ini. ketika tak kudapati lagi bahumu untuk bersandar? Gontai menjejak bumi, menangis mengais hati. Jejakku menilas luka, luruh dalam genangan air mata. Sanggupkah aku merelakan langkahmu melenggang sendiri di padang peluh ini, sementara jiwaku masih takluk padamu. Sampai detik ini, aku masih memburu bayangmu. Ingin ku menyusup ragamu.
Nyata senyatanya bukan fatamorgana apalagi mimpi bunga tidurku. Aku rela didera rindu yang bertalu-talu. Menggunung di atap kamar. Dalam desah pagi yang makin hanyut ditelan sepi. Disini, aku terus memantul wajah ayu, milikmu. (-sinai-, 3 September 2010)
Kamis, 21 April 2011
Mantra Kala untuk semuanya....
..Tetes hujan merintih ditengah kangenku, jika usai hujan di senja ini, kuberharap pelangi dihadirkan oleh
Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.. (-sindu-)
Dear Mantra...
Senja ini dilangit tak lagi merona merah maroon seperti wajahmu tatkala mengucap rindu. Hujan begitu deras mengguyur bumi, seperti tangisan rinduku. Dingin menyusup setiap pori pori kulitku,membuat hatiku beku...
Padahal dunia tau mantra, aku suka langit senja. Jika senja tiba memayungi langit tempatku berpijak, aku senang memandangnya. Terkadang ada sedikit harap, temukan wajahmu yang berhias senyum diufuk barat sana. Yang tenggelam perlahan seiring mentari yang menjemput impian kembali ke peraduannya. Berharap rindu kan terobati, walau hanya ilusi yang kucipta di dalam benakku yang tak sempurna. Ya benar benar selintas ilusi :D
Kadang kusempatkan melongok dari jendela kamarku,hanya untuk memandang langit itu. Menyibak perlahan hamparan mega, dan hanya untuk mencari segurat senyummu. Seperti senja yang kutulis ini mantra, aku tengah berada di ruang kerja yang bising oleh suara suara mendenging. Membuat
tegang setiap lorong serabut syaraf diotakku. Carut marut namun dingin masih saja menyusup. Ditemani segelas Nescafe hangat, aku mencoba menuliskan mantra mantra ajaib untuk mewujudkan keinginanku lewat tarian lincah jemariku pada keyboard laptop didepanku. Sambil sesekali aku memandangi curah hujan yang bercanda riang dari kaca ruang aku berada. Ah entahlah...kau juga tau aku tak suka
minum kopi. Namun saat ini tubuhku memaksaku meminumnya. Karena dingin ini menggigilkan anganku, dan merapuhkan pilar imajiku...ehmm beku... Masih ditemani alunan lembut lagu ST 12 dengan judulnya : Aku masih sayang padamu :)
Rasanya berbeda pada saat beberapa malam lalu, menikmati rintik ritmis hujan seraya meminum teh campur madu yang kau buatkan untukku, dan masih tetap dengan alunan lembut ST 12, yang mengatakan bahwa Aku masih sayang padamu.Dan kau berada di sampingku, menambah kehangatan yang selalu
kurindukan saat sosok manusia tanpa ragamu berada jauh dari raga gersangku. Namun kali kunikmati Ini tanpa mantra, tak terlalu hampa untuk mengusir dingin . Meski dalam hatiku tetap berkata, andai kau ada disini...
Ehmm...hujan masih bercanda ria di luar sana. Gelegar guntur sesekali meneriakkan kegarangannya, seolah marah kepada insan bumi yang terus saja membajak alam tanpa perasaan.
Ah...biarkan saja,satu yang aku harapkan mantra semoga dirimu berada ditempat yang teduh dan andaikan kau berada di antara canda hujan, semoga mantra saktimu tetap melindungi dari dingin ini. Semoga kau berada dalam kamarmu menikmati nyanyian hujan dengan hati riang. Dan kehangatan selalu menjagamu, sehangat senyummu yang menghangatkan dinginnya kalbu. Itu harapku mantra...(lirih ku berdoa dalam
hati untukmu)
Semoga harimu selalu membawa arti baru, meski kadang cuaca tak bersahabat. Seperti hujan senja ini, yang mungkin menghalangi aktifitasmu untuk meraih mimpi baru. Tetaplah melangkah,
meski dalam benakmu :)
Oke dear....aku cukupkan mantra senjaku kali ini. Aku masih kedinginan, namun senyum mayamu masih setia di layar ajaibku. Masih tersenyum hangat dan membius pandanganku... Tak lupa kukatakan, aku rindu dirimu..... (-Senja-, 23 Oktober 2012)
2 comments:
was here..
tengkyu ya sin.
Post a Comment