Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Thursday, July 26, 2012

Luna.


Yah, begitulah aku sering menyapa tamanku yang satu itu. Tubuhnya lebih tinggi dari ku 5 cm. sehingga selalu terlihat jenjang dihadapan mataku. Dia temanku, temanku dari kecil. Satu hal yang selalu membuat ku ingat padanya adalah bunyi petasan di pagi hari di hari – hari pada bualan Ramadan. Aku ingat begitu ditel apa yang telah aku dan luna lakuakn di masa – masa itu. Masa yang akan selalu menjadi kenangan.

Satu dari sekian banyak memori. Kisah saat pertama kali aku mengenalnya adalah bagian yang mendasari ceritaku bersamanya. Waktu itu usiaku masih sekitar 4 tahunan lebih, dan lebih berapa aku kurang tahu pasti, yang jelas itu lebih dari empat tahun. Saat itu orang tuaku masih tinggal di rumah kontrakan dan akupun ikut tinggal bersama meraka karena gak memungkinkan untuk tinggal di rumah sendiri, ato mencari kontrakan lain agar alamatku dengan orang tuaku berbeda saat melakukan wawancara tes masuk kerja. Karena saat itu aku belum bisa bekerja yang jelas kan umurku masiah sangant sangant belia yaitu 4 tahun.

Beberapa minggu setekah tetangga sebelah kontrakanku pergi, datanglah penghuni baru dari rumah tersebut, yah ibu nani sekeluarga. Ibu nani adalah ibu dari luna, ibu dari rania, dan istri dari bapak yusuf yang telah meninggal dunia tiga tahun lalu. Dan sekarang beliau merupakan istri dari bapak mustofa, seorang ustad dengan jam terbang tinggi sehingga jarang berada di rumah.

Seminggu pertama, tak terasa mereka telah tinggal disana. Kebiasaan ibu nina yang setiap pagi mencucipun aku sudah tahu. Karena setiap paginya aku dapat mendengar suara mesin sanyo yang menyala dari balik rumahnya. Dan suara motor mas mus yang dinyalakanpun menambah suara gaduh di setiap paginya.

“luna” terdengar sesekali panggilan yang terucap dari bibir buk ina. Aku mengamati dari kejauhan. Memerhatikan apa yang ibu ina peritah pada anak bungsunya itu. Tak tega sebenarnya aku.

tapi lupakan luna,...
sekarang mari kita ucapkan allhamdulillah karena kita telah berjumpa dengan bulan penuh ampunan ini. allhamdullilah hirobillalamin.
yah tak terasa waktu yang telah kita lalui begitu cepat luna. sekarang selamat makan sahur ya.
sekali lagi selamat berpuasa pada kalian semua. semoga harinya lancar. amin.
tanks for reading.

2 comments:

surya said...

man to the top roy.

Royhasanuddin said...

iya makasih kunjungannya ya surya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...