Source : minimanimu
Di suatu hari di sebuah kampung di bulan Ramadhan,
diadakanlah sebuah perayaan untuk mensyukuri hari ulang tahun kampung yang
bertepatan pada hari itu. Perayaan ulang tahun itu diisi dengan lomba- lomba
dan sebuah ceramah singgkat yang diberi oleh ustad terkenal dari kota yang
mengangkat tema orang tua. Dalam acara tersebut, sebuah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan seorang anak diundang untuk menghadiri. Karena perayaan
diadakannya bertepatan pada bulan Ramadhan, makan acara perayaan tersebut akan
diakhiri dengan buka puasa bersama. Dan disinilah cerita ini dimulai.
Entah bagaimana hari itu sang anak yang bernama Ibra merasakan lapar yang jarang ia rasakan selama menjalankan ibadah puasa, ini mungkin dikarenakan sahurnya yang sedikit atau dikarenakan sebab yang lain. Disaat mengikuti perayaan tersebut Ibra pun berusaha menahan laparnya.Waktu berlalu hingga akhirnya hari beranjak senja, "sebentar lagi akan magrib" begitu dalam fikirnya. Pada saat itu kebetulan didekatnya sudah terdapat nasi kotak yang akan dibagikan kepada undangan untuk buka puasa bersama. Dan dikarenakan oleh rasa lapar dan hawa nafsunya, ia pun sudah menyisihkan 1 kota untuk dirinya. Karenatakut tidak kebagian dalam pikirnya. Dan kemudian sebab tempat untuk wanita dan pria yang terpisah, sang ayah dan Ibra duduk berdampingan, dan sang ibu berada di tempat wanita, maka Ibrapun menyisihkan 2 kotak.
singkat cerita, adzan magrib sudah berkumandang, setelah membatalkan puasa dengan semangkuk kolak pisang dan segelas air putih, dilaksanakanlah sholat magrib berjamaah yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Ibra dengan sigap meraih nasi kotak yang telah disisihkannya. Ketika melihat sang ayah, ia langsung memberikan nasi kotak simpanannya, tetapi ketika sang anak melihat sang ibu, sang ibu terlihat tampak kebingungan untuk mencari sekotak nasi untuknya, dikarenakan banyaknya orang yang mengantri untuk mengambil sekotak nasi. Ibra seketika itu pula teringat akan materi ceramah yang baru saja ia ikuti "Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi yang berbunyi "Wahai Musa, apabila ada hamba-KU yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya sedangkan ia durhaka kepada-KU, makan aku akan tetap memasukkannya kedalam golongan orang-orang yang baik, tetapi apabila ada hamba-KU yang berbuat baik kepada KU tetapi durhaka kepada kedua orang tuanya, maka sesungguhnya ia termasuk golongan orang-orang yang durhaka".
Teringat akan hal itu, dan dengan rasa cinta yang besar terhadap kedua orang tuanya terutama ibunya, Ibra bergegas menghampiri ibunya mengalahkan nafsunya untuk memberikan nasi kotak yang sudah ada ditangannya. Disaat sang ibu menerima sekotak nasi dari anaknya, terlihat kedua mata sang ibu ibu berkaca-kaca dikarenakan sang ibu merasakan cinta anaknya terhadap dirinya. Ibra berkata "bu, ini nasi kotak untukmu", sang ibu menjawab "apakah ayahmu sudah makan wahai anakku?", Ibra menjawab "sudah ibu", kemudian sang ibu bertanya kembali "apakah engkau sudah makan wahai anakku?", Ibra dengan wajah tersenyum menjawab "sudah ibu", walaupun Ibra tau bahwa tidak ada lagi nasi kotak yang tersisa, yang tersisa hanya sisa-sisa potongan pepaya dan melon.
Melihat kedua orang tuanya sedang menikmati makananya, dan melihat orang-orang disekelilingnya sedang menikmati makanannya, sang anak mengambil 2 buah pepaya potong dan 2 buah melon potong, dan sambil tersenyum Ibra berdoa "Yaa Alloh, maafkanlah hamba, maafkanlah kedua orang tua hamba, sayangilah keduanya, seperti mereka menyayangiku sejak kecil" Hasbunalloh wani'mal wakiil, pada saat itulah sang anak merasakan pepaya dan melon paling nikmat dalam hidupnya
(based on true story) modify by elkanwa
Entah bagaimana hari itu sang anak yang bernama Ibra merasakan lapar yang jarang ia rasakan selama menjalankan ibadah puasa, ini mungkin dikarenakan sahurnya yang sedikit atau dikarenakan sebab yang lain. Disaat mengikuti perayaan tersebut Ibra pun berusaha menahan laparnya.Waktu berlalu hingga akhirnya hari beranjak senja, "sebentar lagi akan magrib" begitu dalam fikirnya. Pada saat itu kebetulan didekatnya sudah terdapat nasi kotak yang akan dibagikan kepada undangan untuk buka puasa bersama. Dan dikarenakan oleh rasa lapar dan hawa nafsunya, ia pun sudah menyisihkan 1 kota untuk dirinya. Karenatakut tidak kebagian dalam pikirnya. Dan kemudian sebab tempat untuk wanita dan pria yang terpisah, sang ayah dan Ibra duduk berdampingan, dan sang ibu berada di tempat wanita, maka Ibrapun menyisihkan 2 kotak.
singkat cerita, adzan magrib sudah berkumandang, setelah membatalkan puasa dengan semangkuk kolak pisang dan segelas air putih, dilaksanakanlah sholat magrib berjamaah yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Ibra dengan sigap meraih nasi kotak yang telah disisihkannya. Ketika melihat sang ayah, ia langsung memberikan nasi kotak simpanannya, tetapi ketika sang anak melihat sang ibu, sang ibu terlihat tampak kebingungan untuk mencari sekotak nasi untuknya, dikarenakan banyaknya orang yang mengantri untuk mengambil sekotak nasi. Ibra seketika itu pula teringat akan materi ceramah yang baru saja ia ikuti "Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi yang berbunyi "Wahai Musa, apabila ada hamba-KU yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya sedangkan ia durhaka kepada-KU, makan aku akan tetap memasukkannya kedalam golongan orang-orang yang baik, tetapi apabila ada hamba-KU yang berbuat baik kepada KU tetapi durhaka kepada kedua orang tuanya, maka sesungguhnya ia termasuk golongan orang-orang yang durhaka".
Teringat akan hal itu, dan dengan rasa cinta yang besar terhadap kedua orang tuanya terutama ibunya, Ibra bergegas menghampiri ibunya mengalahkan nafsunya untuk memberikan nasi kotak yang sudah ada ditangannya. Disaat sang ibu menerima sekotak nasi dari anaknya, terlihat kedua mata sang ibu ibu berkaca-kaca dikarenakan sang ibu merasakan cinta anaknya terhadap dirinya. Ibra berkata "bu, ini nasi kotak untukmu", sang ibu menjawab "apakah ayahmu sudah makan wahai anakku?", Ibra menjawab "sudah ibu", kemudian sang ibu bertanya kembali "apakah engkau sudah makan wahai anakku?", Ibra dengan wajah tersenyum menjawab "sudah ibu", walaupun Ibra tau bahwa tidak ada lagi nasi kotak yang tersisa, yang tersisa hanya sisa-sisa potongan pepaya dan melon.
Melihat kedua orang tuanya sedang menikmati makananya, dan melihat orang-orang disekelilingnya sedang menikmati makanannya, sang anak mengambil 2 buah pepaya potong dan 2 buah melon potong, dan sambil tersenyum Ibra berdoa "Yaa Alloh, maafkanlah hamba, maafkanlah kedua orang tua hamba, sayangilah keduanya, seperti mereka menyayangiku sejak kecil" Hasbunalloh wani'mal wakiil, pada saat itulah sang anak merasakan pepaya dan melon paling nikmat dalam hidupnya
(based on true story) modify by elkanwa
At last, eid Mubarak for are you people. Minal aidin
wal fa idin yak. ;)
No comments:
Post a Comment