---
Bab 1: Anak yang Terabaikan
Valtor lahir di desa kecil bernama Eldhaven, tempat yang penuh dengan cahaya dan kebahagiaan. Namun, kehidupannya jauh dari itu. Ia adalah anak ketujuh dari keluarga penyihir sederhana, yang percaya bahwa angka tujuh membawa sial. Selama masa kecilnya, Valtor sering diabaikan, bahkan oleh orang tuanya sendiri.
Meskipun begitu, Valtor memiliki bakat yang luar biasa dalam sihir. Ia sering diam-diam mempelajari buku mantra tua di perpustakaan desa. Dalam kesendiriannya, ia mulai memahami bahwa kekuatan tidak datang dari orang lain, tetapi dari dirinya sendiri.
Namun, ada satu insiden yang mengubah segalanya. Ketika berusia sepuluh tahun, ia mencoba menyelamatkan desa dari serangan makhluk bayangan. Ia menggunakan sihir yang terlalu kuat untuk usianya, menyebabkan kehancuran sebagian besar desa. Alih-alih berterima kasih, penduduk menyalahkannya dan mengusirnya.
Bab 2: Pengkhianatan dan Pencarian Kekuatan
Diusir dari desanya, Valtor mengembara tanpa tujuan. Ia akhirnya bertemu seorang penyihir tua bernama Morwen, yang mengenali potensinya dan mengajarinya sihir gelap. Morwen percaya bahwa dunia ini kejam, dan hanya yang terkuat yang akan bertahan.
Di bawah bimbingan Morwen, Valtor belajar bahwa sihir tidak hanya alat, tetapi senjata untuk mengubah takdir. Namun, meskipun ia menjadi kuat, hatinya dipenuhi rasa benci dan keinginan untuk membuktikan kepada dunia bahwa ia lebih dari sekadar anak yang tidak diinginkan.
Morwen, yang mulai takut pada kekuatan Valtor, mencoba mengkhianatinya dengan menjebaknya dalam mantra pelumpuh. Namun, Valtor sudah menduga hal ini. Dengan sihirnya, ia membalikkan mantra itu, menghancurkan Morwen, dan mengambil semua pengetahuannya.
Bab 3: Penemuan Arca Magis
Dalam perjalanannya, Valtor mendengar legenda tentang Arca Magis, artefak kuno yang konon memiliki kekuatan untuk mengendalikan keseimbangan dunia. Ia percaya bahwa dengan Arca Magis, ia bisa menjadi makhluk terkuat, memaksa dunia untuk tunduk padanya.
Namun, Valtor tidak hanya tertarik pada kekuatannya. Ia ingin menghancurkan keseimbangan, simbol harmoni yang pernah mencampakkannya. Baginya, dunia tidak membutuhkan keseimbangan, melainkan seorang penguasa tunggal yang dapat memaksakan ketertiban.
Ia mulai membangun pasukan penyihir gelap, merekrut mereka yang merasa tertindas dan terabaikan seperti dirinya. Dengan mereka, ia memulai perjalanan untuk menemukan Arca Magis.
Bab 4: Konfrontasi Pertama dengan Lyra
Valtor pertama kali mendengar tentang Lyra dari salah satu mata-matanya. Ia tahu bahwa gadis itu, cucu dari seorang peneliti legenda, adalah kunci untuk menemukan lokasi Arca Magis. Namun, Valtor tidak menyangka bahwa Lyra akan menjadi ancaman nyata.
Ketika ia mengintai Lyra dan Kael, ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda pada mereka. Keberanian Lyra dan kecerdasan Kael membuat Valtor teringat pada dirinya sendiri di masa lalu—seorang anak yang terabaikan, tetapi penuh tekad. Namun, ia mengabaikan perasaan itu, memutuskan bahwa mereka hanyalah batu sandungan dalam ambisinya.
Bab 5: Rahasia Masa Lalu
Saat bertarung dengan Lyra dan Kael di reruntuhan, Valtor terkejut ketika roh penjaga Arca Magis memanggil namanya. Roh itu mengungkap bahwa Valtor berasal dari garis keturunan para penjaga keseimbangan dunia. Darah penjaga mengalir dalam dirinya, tetapi kebenciannya telah mengubah takdirnya.
“Tidak mungkin!” seru Valtor, suaranya penuh kemarahan. “Aku bukan penjaga. Aku adalah penghancur.”
Namun, roh itu memperingatkan Valtor bahwa keseimbangan adalah bagian dari dirinya, suka atau tidak. Jika ia menghancurkannya, ia juga akan menghancurkan dirinya sendiri.
Bab 6: Kekalahan yang Mengubah Segalanya
Setelah kalah dalam pertempuran, Valtor tidak lenyap sepenuhnya. Sebelum melarikan diri, ia sempat mendengar Arca Magis berbicara kepadanya.
“Kegelapan dan cahaya adalah dua sisi dari satu koin, Valtor. Kau masih bisa memilih untuk menemukan jalanmu.”
Perkataan itu terus menghantuinya. Meskipun ia tetap keras kepala, ada bagian kecil dalam dirinya yang mulai meragukan jalan yang telah ia pilih.
Epilog: Bayangan yang Menunggu
Valtor kembali ke tempat persembunyiannya, memulihkan kekuatan dan merenungkan kata-kata Arca Magis. Meski ambisinya tetap membara, ia mulai mempertanyakan apakah kekuatan sejati benar-benar berasal dari menghancurkan, atau dari menemukan kembali dirinya sendiri.
Valtor menjadi sosok yang terus membayangi Lyra dan Kael, bukan hanya sebagai musuh, tetapi juga sebagai cerminan kegelapan yang bisa tumbuh dalam siapa saja. Apakah ia akan menemukan jalan menuju keseimbangan, atau tetap menjadi ancaman bagi dunia, hanya waktu yang akan menjawab.
No comments:
Post a Comment