Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Sunday, August 10, 2025

Kau Menilaiku Salah



Hujan turun deras malam itu. Rinai air mengetuk jendela kamar Dara, seolah menertawakan sunyi yang bersarang di dadanya. Di meja kecil di sudut ruangan, segelas teh sudah dingin. Ia duduk sendiri, memandangi foto terakhir mereka—ia dan Reza, tersenyum di puncak gunung dengan peluh dan bahagia yang seakan tak ada akhirnya.

Tapi nyatanya, ada akhirnya. Hari itu datang tanpa aba-aba. Reza pergi. Tidak dengan tangisan atau pertengkaran, tapi dengan pesan singkat:
"Kita nggak bisa bareng-bareng lagi. Maaf, aku lelah."

Dara tak mengerti. Lelah? Bukankah selama ini ia yang paling tangguh? Bukankah ia yang selalu menggenggam ketika Reza nyaris jatuh? Bukankah ia yang selalu mendengarkan, yang menahan tangis saat Reza melampiaskan kecewa pada dunia?

Ia menutup matanya, mengingat saat-saat itu. Saat Reza kehilangan pekerjaan, Dara ada. Ia membatalkan liburan yang sudah ia tabung setahun demi membantu Reza bangkit. Saat Reza ragu dengan dirinya sendiri, Dara yang meyakinkannya bahwa ia bisa.

“Apa aku pernah mengeluh?” bisik Dara pada dirinya sendiri. “Apa aku pernah berlari, saat dia punya masalah?”

Tidak. Ia tidak pernah lari. Bahkan ketika Reza mulai berubah—menjauh, diam, dan dingin—ia tetap bertahan, berharap itu hanya badai sementara.

Namun ternyata, Reza tak melihat semua itu. Ia memilih pergi, membawa serta alasan yang tak pernah Dara pahami.

Dara berdiri, berjalan pelan ke cermin. Di sana, bayangan wajah lelahnya menyambut. Tapi ada sesuatu yang berbeda malam ini—bukan kesedihan, bukan amarah. Tapi kesadaran.

“Sayang,” gumamnya lirih, seperti berbicara pada seseorang yang tak lagi ada, “kau menilaiku salah.”

Ia menarik napas panjang. Bukan untuk Reza. Tapi untuk dirinya sendiri. Untuk semua luka yang pernah ia tutupi dengan senyum, dan untuk kekuatan yang akhirnya ia sadari benar-benar ada dalam dirinya.

Esok hari akan datang. Dan Dara tahu, ia akan menyambutnya. Tanpa penyesalan.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...