"Si ruh wana si ruh yaa manu..Aji ku aji sambung asih,Cahya ku cahya sejati,owah gingsir sifating urip,tresno manjing dadi sawiji ora pisah salawase,kuating tekat lan nekat,madep manteb saking karsaning Gusti"
Mestinya malam ini tak ku sebut namamu. Tapi suara hatiku terus mendesak
dinding hati agar segera duduk bersimpuh, mengingatmu. Sudah ku coba
bernegosiasi agar besok saja apa yang terkata ku katakan, apa yang
tersirat ku suratkan, dan apa yang terbersit ku ikrarkan dalam satu
lafazd mantra cinta. Sayang, aku tiada punya pilihan karena malam ini
lah langit bening hatiku tak terhalang awan. Saat yang tepat untuk
berkasih sayang denganmu. Ya, hanya dengan mu walau lewat getaran rasa.
Malam ini. Ya, malam ini. Malam ini, saat yang tepat bagi ku membaca
mantra cinta. Malam ini, dengan mantra cinta ku ingin lautan rasa tenang
dalam tarian kepasrahan, langit hati terjauh dari awan hitam, dan
gemuruh jiwa kembali tenang bertahta di istana hati. Ku ingin dengan
mantra cinta yang kulafadz membuat engkau hadir dilangit hatiku. Ya,
karena di langit hati lah aku dan kau bisa bertemu dalam rasa dan
getaran.
Dengan menyebut namamu rangkaian kata mantra ku bacakan, dan dengan
menyebut namamu kesadaran akan engkau ku tinggikan. Dengan menyebut
namamu engkau ku hadirkan, dan dengan menyebut namamu cinta ku dapatkan.
Dan ku ingin dengan menyebut-nyebut namamu kita bisa segera bertemu
dalam satu senyuman penuh cinta.
Duhai kekasih, aku rindu dan tiada yang kuharap selain bersatu dalam
kesucian cintamu. Jangan tinggalkan aku agar aku tiada tersesat dalam
perjalanan waktu, dan dengan belaian kasih mu semalam ku ingin malam ini
kau juga membelai hatiku dengan kasih sayangmu.
Duh, Gusti
Kupanggil kau,kasih.
Untuk mencintaiku melebihi siapapun.
Kutusuk hatimu 7 kali dengan nama gaib arjuna.
Kuikat hati dan jiwamu dengan diriku.
Sampai kuputuskan untuk melepaskanmu.
Kukirim mantra ini untuk menghubungimu.
Dan kutaburi dengan kemauanku.
Tidurlah, kekasihku. Kan kukirim mimpi terindah dengan sejuta mantra yang kudedah.
Lalu kau tunjukkan aku jalan menuju hatimu. Di sana ada sebuah ruang, di mana aku dapat bermain, dan terlelap dengan tenang. Sudah berapa malam? tanyaku. Aku tak ingin kisah ini redam. Seribu kunang-kunang di Mataram akan ikut padam tertiup dinginnya malam.
Mendekatlah, biar kudekap. Kau menarik tubuhku. Seharian kau bermain, menari di ruang hati. Kan kubelai rambutmu dengan dongengan malam.
1 comment:
serem bang.
Post a Comment