Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Wednesday, April 24, 2013

Bait bait dendam dan senandung luka

Ingin kubuat kau membayar tiap tetes air mata yang harus aku  keluarkan karenamu.
Sepanjang jalan menyeret dendam tekanan benci yang kian menganga melengking keras didalam hati ingin mengoyak jasadmu dengan sadis ingin menyiksamu dengan tragis setiap denyut nadiku, mengalir kebencian

setiap aliran darahku bersemayam amarah
setiap detak jantungku
menyenandungkan nyanyian dendam.

Berapa topeng lagi yg kau butuhkan tuk menutupi kemunafikanmu ?
Betapa goresan pena ini takkan mampu melukiskan seluruh luapan emosi.
Namun, bukan dengan dendam aku
hendak menghabiskan hariku,
tidak,
sungguh bukan demikian caraku…

Biarlah catatan kecil ini, kelak menjadi saksi akan emosi sesaatku. Lagi~lagi, mimpi buruk yg sama seperti sebelumnya. mimpi ini terlalu nyata, seperti mengalami de javu.

Aku sendiri tidak tahu bagaimana mengakhiri mimpi~mimpi ini. orang yg sama, tempat yg sama, dan kebencian yg sama. bahkan dalam mimpi pun kebencian itu tak bisa berkurang. semua mungkin beda jika iblis itu bukan siapa~siapa. tapi sayang semua terasa begitu menjijikkan mengingat talian darah.

Sampai sekarang aku selalu bertanya "bagaimana mungkin ada orang se"ular" itu?" aku bisa terima ketika setiap hari pecundang hanya bisa mengirimiku teror sms, cacian dan makian, aku bisa terima ketika para pecundang hanya bisa meneriaki ku dari jauh, karena semua hal itu hanya SAMPAH bagiku !

Tapi aku tak bisa terima, sampai kapanpun aku tak akan terima ketika kau membuat air mata ibuku jatuh. sungguh bukan luka yg kau berikan padaku, namun semangat. semangat untuk mematahkan satu persatu tulangmu, semangat untuk mendengar tangisanmu hingga matamu tak lagi mampu mengeluarkan satu tetes air matapun.

Harusnya kau selalu berhati~hati pada air yg tenang karena bisa jadi didalamnya ada buaya yg siap menerkammu. jangan khawatir sayang, aku tak akan menarik kerahmu, menggenggam lenganmu, menjambak rambutmu, atau meluapkan emosi seperti yg biasa para pecundang lakukan.

Karena aku terlalu berharga untuk
melakukan hal~hal rendah dan kekanak~kanakan seperti itu.
karena aku tak ingin mengotori tanganku untuk seekor ular sepertimu.

Aku akan berusaha melupakan
dendam ini karena aku tak ingin menyia~nyiakan hidupku.
aku tak berjanji namun aku akan berusaha.



Tapi ingat !
Tuhan itu ada...
Dia mendengar setiap untaian doa orang yang dianiaya.
Dia melihat setiap tetes air mata orang yang difitnah.
Dia mengetahui setiap kepedihan orang yang disakiti.
Larilah.. Namun kau takkan bisa sembunyi !

1 comment:

Bayui Sastra said...

Nice aksaranya, salam kenal.
Kunjungi balik yea.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...