Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Thursday, December 12, 2024

Everything is On My Own

Everything is On My Own

Di sebuah desa kecil di kaki gunung, seorang anak perempuan bernama Lila tumbuh dengan mimpi besar. Lila adalah anak bungsu dari keluarga petani miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ayahnya telah meninggal ketika ia masih kecil, dan ibunya bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Namun, di tengah keterbatasan itu, Lila memiliki semangat belajar yang luar biasa.

Setiap pagi, Lila harus berjalan sejauh 7 kilometer ke sekolah. Dia melewati jalan berbatu, menyeberangi sungai kecil, dan kadang menghadapi hujan deras tanpa payung. Ketika teman-temannya memiliki buku pelajaran baru, Lila hanya memiliki buku bekas yang didapatkan dari guru sekolah. Namun, semua itu tidak mengurangi semangatnya.

"Kalau aku menyerah sekarang, aku akan tetap di tempat yang sama," gumam Lila setiap kali rasa lelah menghampiri.

Setelah lulus sekolah dasar, tantangan semakin berat. Ibunya tidak mampu membiayai pendidikan Lila ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, Lila menolak menyerah. Ia mulai bekerja sebagai pencuci piring di sebuah warung makan di desa tetangga. Gaji kecil yang ia dapatkan disisihkan untuk membeli seragam dan membayar uang sekolah.

Setiap malam, Lila belajar di bawah lampu minyak. Dia belajar sendiri, mengerjakan tugas, dan berlatih soal-soal ujian. Guru-guru di sekolahnya terkesan dengan dedikasi Lila. Mereka sering memberinya buku tambahan untuk dipelajari.

Waktu berlalu, dan Lila berhasil lulus sekolah menengah atas dengan nilai terbaik di daerahnya. Namun, perjuangannya belum selesai. Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ia membutuhkan biaya yang jauh lebih besar. Lila pun mencoba peruntungan dengan mengikuti berbagai lomba karya tulis dan beasiswa.

Setelah banyak kegagalan, akhirnya ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh di sebuah universitas ternama. Di kampus, ia mengambil jurusan pendidikan dengan harapan suatu hari nanti bisa kembali ke desanya untuk membantu anak-anak lain yang bernasib sama dengannya.

Lila lulus dengan predikat cum laude. Ia pun mendapatkan tawaran pekerjaan di kota besar, dengan gaji yang menjanjikan. Namun, ia memilih untuk pulang ke desanya. Di sana, Lila mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak kurang mampu. Ia mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan.

Saat berbicara di depan murid-muridnya pada hari pertama sekolah, Lila berkata dengan suara penuh keyakinan,
"Segala sesuatu yang kucapai ini, aku lakukan dengan usahaku sendiri. Tapi ingat, aku tidak pernah sendirian. Semangat, doa, dan harapan kalian adalah kekuatanku. Jangan pernah takut untuk bermimpi besar."

Cerita Lila menyebar luas, menginspirasi banyak orang di seluruh negeri. Ia menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan keteguhan hati.

"Everything is on my own," katanya suatu hari, "tapi impianku adalah untuk membangun dunia yang saling membantu."

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...