Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Wednesday, February 5, 2025

Bahagiamu Tanpaku


Aku menatapnya dari kejauhan, berdiri di tengah keramaian yang terasa begitu sunyi bagiku. Senyum itu—senyum yang dulu hanya untukku—kini bersinar untuk orang lain.

Hari itu, aku melihatnya di sudut kafe tempat kami biasa menghabiskan waktu. Tangannya bertaut dengan seseorang yang kini mengisi ruang yang dulu kumiliki. Ada binar bahagia di matanya, binar yang pernah kupikir tak akan redup meski aku pergi. Tapi nyatanya, ia tak hanya bertahan tanpa aku—ia bahagia.

Hatiku seolah diremas. Aku ingin bersikap dewasa, meyakinkan diriku bahwa ini hal yang baik. Tapi mengapa rasanya sesak?

Aku ingin berpaling, namun kakiku seakan tertanam di tempat. Ingatanku berputar, membawa bayangan masa lalu yang tak bisa kuhindari. Tawanya, suaranya, caranya mengucapkan namaku—semua itu masih melekat dalam pikiranku, meski aku tak lagi menjadi bagian dari kisahnya.

Sejenak, matanya menoleh. Aku tak tahu apakah ia menyadari kehadiranku. Namun, seolah semesta ingin menguji hatiku, bibirnya melengkung dalam senyum yang begitu tulus—bukan untukku, tapi untuk seseorang di sampingnya.

Dan saat itu, aku menyadari sesuatu. Aku bukan hanya kehilangan dia. Aku kehilangan bagian dari diriku yang masih berharap...

Bahwa ia masih akan mencariku dalam setiap kebahagiaannya.

Tapi kenyataannya?

Ia sudah menemukannya tanpa aku.

Dan aku harus belajar menerima itu.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...