Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Tuesday, February 26, 2013

Virgin

Setelah aku di beri segelas minuman oleh pemuda simpatik di sebuah acara pesta ulang tahun temanku. Palu godam serasa meninju kesadaranku, perlahan detak jantungku melemah, tulang-tulangku tiba-tiba saja  bagai hantam dingin yang hebat, seketika itu juga tubuh ku ambruk tanpa daya.

Tidak ada lagi yang bisa ku ingat, aku coba merangkai sebuah puzzle berantakan yang ada di dalam rak memoriku, ku coba susun walau terasa pedih, hingga menjadi sebuah gambar yang utuh.

Sial!, ternyata ini bukan mimpi!.
Apa yang telah di lakukan pemuda simpatik itu terhadap ku?, aku berusaha menepis pikiran buruk yang melintas cepat menyergap benak ku.

Tidak mungkin!, Tidak mungkin!, Tidak mungkin ini terjadi!. Oh, Tuhan apa yang telah terjadi?.
Secepat kilat aku menyambar selimut untuk menutupi tubuh telanjangku. Pikiranku masih saja membela kewarasanku yang terusik. Tidak mungkin!, Tidak mungkin ini terjadi!, begitu kuatnya kata-kata itu ku teriakkan di dalam batin ku.

Baju pesta, Beha dan celana dalam yang berserakan begitu saja di lantai akhirnya membunuh kewarasanku. Oh, Tuhan !. Apa guna nya teriak dan tangis histerisku?. Pemuda simpatik itu telah memperkosa ku. Tuhan kenapa aku tidak mati saja!. Jarum detik tak bergerak lagi. Ruang pun kini tak berdimensi lagi.

Waktu ku tersedot ke angka nol, detik nol, menit nol dan jam nol. Ruang jiwaku kini adalah ke kosongan tak
bertepi. Gunting yang ku ambil dari laci lemari rias telah menggantikan peran Tuhan yang sudah tak ku percaya lagi.

Darah mengalir, aku berhasil memotong urat nadiku. Semakin banyak darah yang keluar, tubuh ku pun semakin lunglai. Aku tersenyum menikmati sakit demi sakit. Ternyata setan yang sedari tadi hanya membisik-bisik saja padaku, kini dengan berani ia berdiri di hadapanku. Ia tertawa terbahak mengejekku.


Dengan isyarat kedua tangan ku satukan di depan mukanya, walau lirih aku teriak kan padanya, “Ma.. maaf!.” Dan aku kini telah menjadi sesuatu yang baru … ya cuma sesuatu !.
Bukan seseorang !.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...