Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,
ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.
Sunday, October 13, 2013
Iya, Ini Rindu.
Jujur, aku bahagia mendengar kamu mengatakan, “Yang ada dipikiranku saat ini cuma pekerjaan ” aku senang, aku bahagia, tapi ketika kamu bilang “Kalo kita kayak gini terus? Gak pernah ada waktu untuk ketemu?”, itu kalimat yang paling aku takutkan dari pertama.
Aku menahan rindu. Aku menahan untuk tak mengganggumu. Aku mencuri-curi waktu dan alasan untuk sekedar melihatmu, untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja, untuk memastikan bahwa kamu sudah bahagia, sudah mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi aku tak bisa mendengar kalimat yang lebih menyakitkan dari itu. Iya, itu memang sekedar ‘kalau’, aku hanya takut jika ‘kalau’ berubah menjadi ‘harus’, aku tak tahu akan bagaimana.
Aku hanya ingin disini. Melihat wajah berserimu setiap hari. Melihat sisa-sisa lelah yang kamu katakan bahwa itu kebahagiaan, mendengar cerita tentang keinginan-keinginan besarmu. Aku sudah tidak butuh setiap hari, aku hanya butuh beberapa menit saja, melihatmu, menceritakan apa yang ingin kuceritakan, membuat kita tertawa, dan ber- high five kemudian. Aku sudah tak berharap waktu lebih.
Aku hanya ingin cukup.
Sedikit mungkin bisa.
Setidaknya ada.
Karena cukup bagiku sudah mewakili kita.
Pesan singkat, obrolan ringan, kebingungan memilih menu makanan, kediaman tanpa topik pembicaraan, dan kamu.
Aku merindu.
Berharap suatu saat bisa melakukannya
kembali.
Denganmu.
Entah kapan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment