Langit ungu membentang di atas padang berbatu yang berkilauan seperti perak, menghadirkan suasana magis yang tak pernah Roy Hasanuddin bayangkan sebelumnya. Ia berdiri mematung, matanya terpaku pada keindahan dunia baru yang seolah melampaui batas imajinasinya. Di sampingnya, Elsa berdiri dengan senyum lembut yang membuat Roy merasa hangat di tengah keganjilan tempat ini.
“Selamat datang di planet asliku, Dul,” ujar Elsa, suaranya lembut, namun penuh dengan kebanggaan. Tangannya yang kecil menggenggam jemari Roy dengan erat, seolah memastikan bahwa ia tidak merasa sendirian.
Roy menghela napas panjang, mencoba mencerna semua ini. “Aku... aku merasa seperti bermimpi. Dunia ini... kamu... semuanya terasa seperti dongeng.”
Elsa tertawa kecil, pipinya bersemu merah di bawah sinar bintang besar yang berpendar. “Mungkin memang begitu, tapi ini adalah kenyataan, Dul. Dan aku senang kamu ada di sini bersamaku.”
Pertemuan dengan Sang Laksamana
Beberapa bulan sebelum Roy menemukan dirinya di dunia Elsa, ia mengalami mimpi misterius. Dalam mimpi itu, seorang pria gagah berpakaian serba hitam dengan tanjak di kepala berdiri di sebuah dermaga kuno. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Hang Tuah, pahlawan legendaris Melayu.
"Roy Hasanuddin, pewaris sihir Melayu, engkau dipanggil untuk tugas yang lebih besar. Ada sesuatu yang menghubungkan duniamu dan dunia di luar sana. Kau harus menemukannya sebelum keseimbangan dua dunia ini terganggu.”
Roy terbangun dengan keringat dingin, keris ajaib di tangannya bergetar pelan seolah merespons mimpi itu. Sejak saat itu, ia sering merasakan getaran aneh ketika melihat langit malam, seakan sesuatu dari luar sana memanggilnya.
Perjalanan ke Dunia Baru
Di tengah pencariannya untuk memahami pesan Hang Tuah, Roy bertemu dengan Elsa—seorang gadis misterius yang menyimpan rahasia besar. Tanpa sepengetahuan Roy, Elsa berasal dari dunia lain, sebuah planet yang indah namun terancam oleh kekuatan gelap yang perlahan menggerogoti keseimbangannya.
“Kamu adalah orang yang disebut dalam ramalan kami, Dul,” ujar Elsa pada suatu malam. “Keris itu adalah kunci untuk menyelamatkan dunia kami.”
Roy, meskipun terkejut, memilih untuk mempercayai Elsa. Mereka berdua, bersama Budiman dan Siti Melur, memulai perjalanan yang membawa mereka melintasi dimensi, hingga akhirnya tiba di planet Elsa yang penuh keajaiban.
Tradisi dan Ikatan
Elsa memperkenalkan Roy pada tradisi planetnya. Salah satunya adalah “Sentuhan Dahi,” simbol kepercayaan dan ikatan mendalam. Saat Elsa mendekatkan dahinya ke dahi Roy, ia merasakan getaran energi yang hangat mengalir di antara mereka.
“Sekarang kamu adalah bagian dari duniamu dan duniaku,” bisik Elsa, membuat hati Roy berdebar tak menentu.
Di saat yang sama, keris ajaib Hang Tuah mulai memancarkan cahaya terang, menandakan bahwa keseimbangan kedua dunia mulai terhubung.
Pertempuran Melawan Kegelapan
Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Bayang Laksamana, musuh lama Hang Tuah, bangkit kembali dengan kekuatan ilmu hitam. Tidak hanya mengancam dunia Roy, tetapi juga planet Elsa. Dengan bimbingan roh Hang Tuah, Roy belajar menggunakan kekuatan sihir Melayu yang diwarisinya untuk melindungi dua dunia.
Dalam pertempuran epik yang melibatkan roh Angkatan Perwira Melayu dan energi magis dari planet Elsa, Roy dan Elsa bertarung bersama melawan Bayang Laksamana. Persatuan kekuatan dua dunia menjadi kunci untuk mengalahkan kegelapan tersebut.
Awal Baru
Setelah kemenangan itu, Roy memutuskan untuk tetap menjaga hubungan dengan dunia Elsa, menjadi penjaga keseimbangan antara dua dunia yang saling terhubung. Bersama Elsa, ia berjanji untuk melindungi keajaiban yang ada di antara mereka.
Sementara langit ungu planet Elsa kembali tenang, Roy memandang Elsa dan berkata dengan tulus, “Aku mungkin belum tahu semua jawabannya, tapi aku tahu satu hal—aku tidak akan pernah meninggalkanmu, atau dunia ini.”
Dan di bawah langit penuh bintang, kisah mereka baru saja dimulai.
No comments:
Post a Comment