Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Sunday, December 1, 2024

Legenda Putri Pukes dan Warisan Kerajaan Lumuri Tengah

Langit di kerajaan kecil itu seolah menangis bersama sang ibu. Putri Pukes, yang sedang menuruni bukit menuju suaminya, tiba-tiba merasa tubuhnya berat. Kakinya tak mampu melangkah, dan tubuhnya mulai mengeras. Ia menyadari ada yang tidak beres, tetapi sudah terlambat.  

Putri Pukes:
"Ibu, ampunilah aku! Aku tidak bermaksud menyakitimu..."  

Namun, suaranya memudar, tertelan oleh angin. Dalam hitungan detik, tubuh Putri Pukes berubah menjadi batu. Ia berdiri kaku, menghadap ke arah istana, seolah menyesali keputusannya untuk pergi tanpa pamit.  

Di istana, sang ibu tersentak mendengar kabar bahwa putrinya berubah menjadi batu. Ia berlari menuju tempat itu, tetapi batu Putri Pukes tetap tidak bergerak, dingin dan sunyi. Sang ibu jatuh berlutut di depan batu itu, air matanya membasahi tanah.  

Ibu:
"Ampuni aku, anakku. Aku tidak pernah bermaksud kehilanganmu. Seandainya aku bisa mengembalikan waktu..."  

Namun, kutukan itu tidak bisa ditarik kembali. Sang ibu hidup dalam penyesalan mendalam, setiap hari mengunjungi batu Putri Pukes untuk menangisi kehilangannya.  

---
Kisah Cut Caya dan Cut Cani 

Di tengah duka kerajaan, dua gadis muda bernama Cut Caya dan Cut Cani menjadi perhatian sang raja dan permaisuri. Cut Caya adalah putri seorang bangsawan, sementara Cut Cani berasal dari keluarga petani. Meski berbeda latar belakang, keduanya memiliki hati yang tulus dan keberanian luar biasa.  

Sang raja sering mendengar cerita tentang bagaimana kedua gadis itu membantu rakyat di desa-desa terpencil, menyelamatkan anak-anak dari banjir, dan bahkan menengahi konflik antara warga. Persahabatan mereka menjadi simbol persatuan di tengah perbedaan.  

Raja:
"Cut Caya dan Cut Cani, kalian seperti pelita di tengah kegelapan. Aku ingin mengenal kalian lebih dekat."  

Raja memanggil mereka ke istana. Di hadapan raja dan permaisuri, kedua gadis itu berbicara dengan rendah hati tentang perjuangan mereka untuk membantu rakyat kecil.  

Cut Caya:
"Baginda, kami hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan manusia untuk sesamanya."  

Cut Cani:
"Kami tidak punya banyak, tetapi kami memiliki tekad untuk menjaga tanah ini tetap damai."  

Mendengar kata-kata mereka, sang raja merasa terharu. Ia melihat dalam diri kedua gadis itu sifat-sifat yang dimiliki Putri Pukes: keberanian, kebaikan hati, dan cinta kepada rakyat.  

---

Penyesalan Sang Ibu dan Keputusan Raja

Suatu malam, sang ibu bermimpi bertemu Putri Pukes. Dalam mimpinya, Putri Pukes tersenyum lembut dan berkata:  

Putri Pukes: 
"Ibu, jangan larut dalam kesedihan. Aku telah memilih jalanku, tetapi masih ada yang bisa meneruskan apa yang aku mulai. Berikanlah kepercayaan kepada mereka yang layak, agar kerajaan ini tetap sejahtera."  

Keesokan harinya, sang ibu menceritakan mimpinya kepada raja. Raja, yang sudah lama mengamati Cut Caya dan Cut Cani, akhirnya mengambil keputusan besar.  

Raja:
"Cut Caya dan Cut Cani, aku percaya bahwa kalian adalah harapan baru bagi kerajaan ini. Aku akan mengangkat kalian sebagai pemimpin rakyat setelah aku dan permaisuri tidak lagi mampu memimpin."  

Kedua gadis itu terkejut, tetapi mereka menerima tugas itu dengan penuh tanggung jawab.  

---

Warisan Kerajaan

Cut Caya dan Cut Cani diberi tanggung jawab untuk mempelajari seluk-beluk pemerintahan. Mereka tidak hanya belajar dari raja, tetapi juga dari rakyat di desa-desa terpencil. Persahabatan mereka tetap kokoh, dan keadilan menjadi prinsip utama kepemimpinan mereka.  

Di bawah kepemimpinan mereka, kerajaan kecil itu berubah menjadi tanah yang makmur. Nama Putri Pukes terus dikenang melalui kebaikan hati dan semangat persahabatan yang diwariskan Cut Caya dan Cut Cani. Bahkan batu tempat Putri Pukes berdiri menjadi tempat ziarah, di mana rakyat memohon berkah dan mengenang kisah cinta seorang putri kepada tanah kelahirannya.  

Pesan Legenda:
Kisah Putri Pukes, Cut Caya, dan Cut Cani mengajarkan bahwa cinta dan pengorbanan dapat melampaui waktu. Persahabatan dan keberanian untuk menjaga kebaikan adalah warisan yang tak lekang oleh zaman.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...