Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Tuesday, December 3, 2024

Malam yang Sempurna



Aku duduk di sudut balkon rumah, memandangi langit yang cerah tanpa awan. Bintang-bintang berkilauan seperti butiran berlian yang dilemparkan di atas beludru hitam. Angin malam berembus lembut, membawa aroma bunga melati dari taman di bawah.  

Malam ini terasa berbeda, istimewa, meski aku tak tahu kenapa. Mungkin karena aku akhirnya berhasil menyelesaikan proyek besar yang selama ini menyita pikiran dan tenagaku. Atau mungkin karena kehadiran seseorang yang kini duduk di sebelahku, menatap langit dengan senyum tipis di wajahnya.  

"Kamu percaya nggak, ini malam yang sempurna?" tanyaku pelan, hampir berbisik.  

Dia menoleh, matanya berbinar seperti bintang di atas sana. "Aku percaya, tapi kayaknya kamu masih belum bisa."  

Aku tertawa kecil. "Iya, mungkin. Rasanya aneh. Seperti... terlalu bagus untuk menjadi kenyataan."  

Dia tersenyum dan menggenggam tanganku. "Kadang kita terlalu sibuk memikirkan segala hal yang salah, sampai lupa menikmati yang benar-benar indah. Malam ini adalah hadiah untukmu. Nikmati saja."  

Aku terdiam sejenak, memandang bintang-bintang, mendengar nyanyian jangkrik di kejauhan, dan merasakan kehangatan tangannya. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba memahat momen ini dalam ingatanku.  

"Mungkin kamu benar," kataku akhirnya, suara penuh kelegaan. "Ini memang malam yang sempurna. Dan aku bersyukur kamu ada di sini untuk membaginya."  

Malam itu, aku akhirnya percaya. Terkadang, kesempurnaan tidak perlu dicari—cukup dirasakan dan disyukuri. 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...