Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Tuesday, January 14, 2025

Cinta, Sebuah Perjalanan


“Cinta itu aneh ya,” ucap Gilang sambil menatap langit senja. Ia dan Reza duduk di bawah pohon besar di tepi danau, menikmati angin sore yang sejuk.

Reza tertawa kecil. “Iya, aneh tapi nyata. Kadang bikin kita sedih, kadang bikin kita bahagia. Tapi satu yang pasti, cinta selalu mengajarkan sesuatu.”

“Misalnya?” tanya Gilang, mengangkat alis.

Reza merenung sejenak. “Cinta ngajarin aku untuk ngerti diriku sendiri. Bukan soal punya atau nggaknya dia, tapi gimana aku menghadapi rasa itu. Kadang aku pikir, cinta itu seperti memasak. Kalau nggak tahu bumbu yang pas, ya hasilnya hambar.”

Gilang tertawa, kali ini lebih keras. “Kamu ini suka banget pakai analogi makanan. Tapi bener juga. Aku pernah baca, cinta itu kayak anggur. Manis, tapi bisa bikin mabuk kalau nggak hati-hati.”

Reza mengangguk sambil tersenyum. “Iya, tapi menurutku, cinta juga kayak burung. Dia indah, bebas, tapi nggak bisa kamu tangkap dan paksa untuk tetap tinggal. Kamu harus biarin dia terbang kalau itu yang terbaik.”

Gilang terdiam sesaat. “Kamu tahu nggak, ada satu hal yang paling bikin aku takut soal cinta?”

“Apa?”

“Perpisahan,” jawab Gilang pelan. “Tapi aku belajar sesuatu. Perpisahan itu nggak selalu buruk. Kadang, seperti api yang melebur batangan emas, perpisahan justru bikin kita lebih berharga. Lebih kuat.”

Reza menatap sahabatnya itu, mencoba membaca pikirannya. “Gilang, kamu tahu kan, cinta dan persahabatan itu beda? Kita nggak bisa memaksakan cinta ada di tempat yang nggak seharusnya. Tapi persahabatan, itu tanggung jawab yang manis. Itu yang bikin kita bertahan.”

Gilang tersenyum kecil. “Aku tahu, Za. Tapi aku juga tahu satu hal. Hidup tanpa cinta, entah itu cinta pada orang, pada mimpi, atau pada kehidupan itu sendiri, rasanya kayak pohon tanpa bunga atau buah.”

Reza memandangi langit yang mulai gelap. “Ya, Gilang. Cinta itu perjalanan. Kita nggak selalu tahu ke mana arahnya, tapi selama kita belajar darinya, perjalanan itu nggak pernah sia-sia.”

Angin sore membawa ketenangan di antara mereka. Danau itu menyimpan keheningan yang terasa damai, seperti menyimpan semua rahasia cinta yang pernah ada di dunia ini.

Pekanbaru, 13 Januari 2013.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...