Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Friday, July 9, 2010

KETIKA CINTA DITOLAK (KCD) reposting

broken heart

kali ini posting ulang dari note lama di facebook aku gak pernah tau ini bermanfaat ato ngak tapi baca aja karena aku ngak ada kerjaan jadi aku posting ulang  cerita ini.aku gak pande ngeblog tapi tetap goblog dalam hal ngeblog.diambil dari note aku di fesbuk

Ceritanya:
Malam retak terbagi menjadi puluhan bahkan ratusan ribu pecahan. Bergaris zig-zag. Tiap pecahannya memantul warna kemilau seakan-akan hendak runtuh. Tapi samar. Bulan yang bulat penuh jadi hilang makna
keindahannya. Lebur bersama pecahan-pecahan tadi. Udara lembab. Dingin luar biasa seakan. Pekat bersenyawa dengan sunyi.



Sebuah pesan membuat pandanganku kabur.
“Krekk…!” ada yang patah di dalam hati. Singkat berselang bak petir menggila
menyambar. Sementara saja. Tapi pikiranku jadi limbung. belajar malam itu jadi
tak jelas juntrungnya. Oksigen malam itu seperti habis ditelan kabut. “Ok”
balasku berlagak ksatria berbaju zirah.



Ah, akhirnya masa menunggu yang
membosankan itu tuntas sudah. Seperti telur yang akhirnya matang dierami.
Satu keping cangkang telah retak lalu berlubang. Disela-selanya, makhluk imut-imut bermata bengkak terkekeh-kekeh mengapit sebuah pesan digulung rapi diantara paruhnya. Isi gulungan itu, “Maaf anda belum beruntung. Ayo coba lagi.” Anak ayam itupun lalu lari tunggang langgang mengelilingiku sambil tak henti tertawa sepuasnya. Mutar-mutar sinting tak tahu diri. Dianggapnya aku ini badut berhidung bulat di tengah komidi putar.



Runtuh…hancur… karam… pecah… meleduk…!
Rasanya luar biasa. Ibarat jatuh dari tangga waktu mengambil jambu. Jatuh
gedubrak, aku terjungkal. Tangga menimpa. Jambu-jambunya juga rontok menghujani
badan. Aku bangkit. Sebuah motor melintas cepat rodanya menggilas genangan air.
Air itu menyiram mukaku. Lalu kawanan sapi yang pulang kandang bergerombol
menerjang. Aku bangun lagi. Sang pemilik jambu keluar rumah membawa golok,
celakalah aku. Aku berlari sejadinya. Sandalku putus sebelah. Bak roket golok
itu melayang. Ah, selamat, aku berhasil menghindar. Pemilik jambu tak menyerah.
Dikeluarkanlah anjing-anjing herder bertubuh besar. Anjing ini mirip serigala.
Aku terus lari. Pemilik jambu tak puas, dia mengeluarkan HP lalu menelepon
jenderal bintang empat kenalannya. Tiba-tiba di depan jalan menghadang pesawat
tempur, tank baja, kapal selam lengkap torpedo. Satu-satunya jalan aku lompat
masuk sungai. Byurr… begitu kepalaku muncul di atas air. Ibu-ibu yang lagi
nyuci baju sinis. Bapak-bapak yang lagi berada di kotak jamban melongok keluar
mrengut seram. Anak-anak yang lagi main kapal-kapalan melempariku dengan batu.


Aku menjerit tak tahan. Pokoknya… Pedih, hilang muka, rontok harga diri. Diri seperti tak ada arti. Wajar kalau mereka-mereka yang lemah iman sampai bunuh diri.



Sebetulnya aku punya kesempatan untuk
menyelamatkan harga diri. Sehari sebelum hari itu aku sudah punya firasat buruk
juga bosan menunggu jawaban. Kalau semalam sebelumnya jari-jariku terampil
mengetik diatas keyboard, tentu tak begini jalan ceritanya. Sebetulnya aku sudah
punya rencana. “jika masih harus menunggu lama lagi untuk mengatakan. Sebaiknya aku ganti dengan yang lain saja.” Begitulah scenario pesannya. Tapi aku membantah kata hatiku. Jika sudah begini akhirnya dia yang menang. Dia diatas angin. Melambai-lambai sambil memberiku dua pilihan saja.
Mau keriting atau yang lurus, mas?. “kasian deh lu…!”. Begitu dramatic. Dia
‘win’,
aku ‘lose’. Dia ‘menolak’, aku ‘ditolak’. Jadi inget pelajaran fisika
bab magnet.



Usai chating sore itu sepanjang jalan terasa
gelap. Aku bingung mau pulang kemana. Muter-muter mirip petugas keamanan malam.
Kuputuskan pulang kerumah . Malam itu sebetulnya aku bisa tidur
nyenyak tapi nyamuk-nyamuk kurang ajar lagi tak tahu diri itu terus-menerus
cekikikan menertawakanku. Tak nyaman di depan TV, aku pindah di dalam kamar. Di
kamar mereka makin beringas. Kunyalakan kipas angin, mereka tak kapok. Aku
pindah lagi di ruang tamu. Kumatikan lampu. Masih saja tak bisa tidur. Aku ke
toilet. Cuci muka, buang air, wudhu. Sungguh malam seribu satu malam.



Tapi paginya aku ‘fresh’. Bukan
menghibur diri. Aku bener-bener fresh. Usai shalat, minum air putih
sekenyangnya. Kuambil handphone kuaktifkan salah satu fiturnya. Lalu di tengah
ruangan rumah sepi tak berpenghuni itu aku merekam suaraku sendiri. Aku bilang,
“kegagalan bukan akhir segalnya. Dunia ini tak selebar daun pisang. Coba
hitung berapa kilometer luas pulau jawa, berapa luas pulau Sumatra, belum lagi
pulau Kalimantan yang lebih luas. Dunia tak sempit. Masak baru ditolak sekali
saja mau bunuh diri. Ada temanku dari meadan bilang kalau dia ditolak wanita
sampai lima kali. Wanita keenam jadi pacarnya.Adik wanita ke enam itu siswa teladan di MEDAN.Luar biasa bukan. Coba kalau dia ditolak sampai sepuluh wanita. adik wanita itu tentu
jadi siswa teladan tingkat nasional. Aku masih punya mimpi. Mimpiku panjang.
Sepanjang sungai Nil. Selebar sungai Amazon…” Layaknya asyik mendengar
musik, suaraku yang cempreng ini kuputar berulang-ulang.



Jadi ada banyak cara memotivasi diri lebih
tepatnya menghibur diri. Anda bisa mencontoh caraku itu. Berteriak di ruang
kosong, meracau sejadinya, merekamnya lalu putar sampai bosan. Insya Allah
tokcer. Satu yang penting adalah, tidak berusaha mencari kambing hitam atau
menyalahkan calon tersebut. Menduga-duga, bersuudzon kepada dia. Instrospeksi diri
saja. Kalau kau anak jenderal, paman kau menteri, bibimu direktur perusahaan,
Om mu pemilik saham indosat, atau ditelusur-telusur kau juga masih keturunan
sultan. Ya… masih agak lumrah kalau kau mencak-mencak. Positif thinking aja.
Positif feeling. Pakai kata-kata juga yang positif. Ingat Masaru Imoto,
professor Jepang yang menulis “The True Power of Water”. Kata-kata
positif akan membuat kristal-kristal air dalam diri kita menjadi cantik dan
indah. Jadi boleh juga ditambahkan waktu merekam suara sendiri itu kita bilang,
“Wow… luar biasa. Ini pengalaman ditolak yang keren… sensasional… inspiratif
dst”.



Terimakasih sudah membuang waktu membaca tulisan ini. Semoga menginspirasi. Tak mau kalah dengan Prita, note ini boleh disebar luaskan, ditransfer lewat Bluetooth/inframerah kalau bisa, dibajak, dibikin CD, dicetak sablon, diprint lalu ditempel di mading-mading, terutama ditempel di ruang tunggu toilet umum. Jadi mereka yang mengantri masuk kamar kecil bisa baca tulisan ini penuh penghayatan sambil menahan pipis.
 

baca juga ya http://elkanwa.blogspot.com/2010/06/if-you-dont-know-who-i-am-dont-judge-me.html

Yasudahlah. Inilah paragraf terakhir post kali ini. Mau gimana pun jalan munculnya cinta itu, jagalah cinta itu. Karena cinta itu suci. Selain itu cinta juga buta. Jadi perlu dijaga. Nanti kalau mau nyebrang ditabrak kan bahaya. Sekian. Salam damai, cinta dan gahul.(kata-kata febry yang berkesan)

1 comment:

mileei said...

sedih aku ngebaca blog mu roy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...