Tetes hujan merintih ditengah kangen ku, jika usai hujan di senja ini,

ku berharap pelangi dihadirkan oleh Tuhanku, untuk mengobati rindu yang semakin meronta diujung kalbu.

Wednesday, December 4, 2024

Bab 5: Pengkhianatan yang Mengoyak Hati


Malam itu, bulan purnama bersinar terang menerangi lautan yang bergegas. Di tengah keriuhan pelabuhan, Umar berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Ia tidak ingin mengorbankan Zubaidah, namun ia juga tidak ingin melihat rakyatnya menderita.
Sementara itu, di kediaman Zubaidah, sebuah bayangan gelap menyelinap masuk. Hasan, dengan wajah penuh kebencian, berdiri di depan Zubaidah. "Tinggalkan Umar. Aku bisa memberikanmu segalanya," bisik Hasan dengan nada licik. Matanya berkilau penuh nafsu.
Zubaidah menatapnya dengan penuh ketakutan. "Aku adalah istri Umar, dan hanya dia yang aku cintai. Pergilah, Hasan. Jangan kotori kehormatan ini!" tegas Zubaidah.
Penolakan Zubaidah membuat Hasan semakin marah. Harga dirinya terluka, dan ia bersumpah akan membalas dendam. Dengan cepat, ia mengeluarkan sebuah belati yang tersembunyi di balik pakaiannya. Namun, sebelum sempat menusuk, Umar tiba-tiba muncul dan menghentikan aksi Hasan.
Terjadilah perkelahian sengit antara Umar dan Hasan. Keduanya saling menyerang dengan penuh amarah. Zubaidah yang ketakutan hanya bisa menonton dari kejauhan.
Sementara itu, di dalam hutan belantara, Pawang Domo sedang melakukan ritual mistis. Ia memanggil roh-roh jahat untuk membantu melancarkan rencananya. Dengan suara serak, ia membisikkan mantra-mantra kuno.
Kembali ke pelabuhan, pertarungan antara Umar dan Hasan semakin sengit. Keduanya saling luka, namun tidak ada yang mau menyerah. Akhirnya, dengan sekuat tenaga, Umar berhasil melumpuhkan Hasan.
Hasan yang terluka parah dibawa ke penjara. Namun, sebelum meninggal, ia sempat mengungkapkan sebuah rahasia mengejutkan. Ia mengaku bahwa dialah yang telah menyuruh Pawang Domo untuk melakukan ritual pengorbanan. Tujuannya adalah untuk menghancurkan kerajaan dan merebut tahta dari Datuk Laksmana.
Mendengar pengakuan Hasan, Datuk Laksmana sangat marah. Ia memerintahkan agar Pawang Domo ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Zubaidah yang mengetahui kebenarannya merasa sangat bersalah. Ia telah hampir menjadi korban dari ambisi jahat Hasan. Namun, Umar memaafkannya. Ia tahu bahwa Zubaidah tidak bersalah.
Dengan terungkapnya konspirasi ini, Lancang Kuning akhirnya dapat diluncurkan. Kapal megah itu melaju gagah di lautan lepas, membawa harapan baru bagi Kerajaan Riau.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...